Salju Abadi Jayawijaya Gunung Bersalju di Tanah Tropis

Salju Abadi Jayawijaya – Bagi penyuka alam aktivitas mendaki gunung tentunya sudah bukan lagi hal yang baru. Kebanyakan para pecinta alam memiliki jadwal pendakian setiap tahunnya. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak gunung tinggi menjulang bisa dibilang menjadi surga bagi para pendaki gunung. Mulai dari gunung yang tidak terlalu tinggi hingga yang paling tinggi tersedia. Para pendaki bisa memilih mana gunung yang ingin didaki terlebih dahulu. Jauh di ujung timur kepulauan Indonesia yaitu Papua ternyata juga terdapat sebuah gunung yang patut untuk dijadikan tempat pendakian. Gunung tersebut bernama Jayawijaya.

  

Gunung Jayawijaya sering disebut sebagai salju abadi Jayawijaya. Pemberian nama tersebut sesuai dengan kondisi puncak gunung yang memang tertutupi oleh lapisan salju. Mendengar ada salju di puncak gunung di daerah tropis sepertinya mustahil. Daerah tropis memang tidak akan pernah mengalami hujan salju maka sedikit aneh mendengar fenomena alam tersebut. tapi itulah kenyataannya yang mana salju di puncak gunung itu asli. Salju yang menutupi puncak gunung Jayawijaya terjadi karena tingginya gunung tersebut. Ketinggian gunung Jayawijaya menjadikannya sebagai salah satu dari 7 gunung tertinggi di dunia (seven summits).

Pada awalnya penemuan gunung bersalju itu ditemukan oleh Carstensz seorang petualang dari Belanda. Dia melihat puncak gunung bersalju di daerah tropis dari atas kapal pada tahun 1623. Akan tetapi karena tidak ada bukti yang kuat maka laporan itu dianggap bualan belaka. Tiga ratus tahun kemudian atau tepatnya pada tahun 1899 pemerintah Belanda akhirnya menemukan fakta tersebut. melalui ekspedisi pembuatan peta pulau Papua para peneliti menemukan fenomena tersebut.

Berbicara mengenai siapa pendaki pertama yang bisa menaklukkan gunung tertinggi di Indonesia ini, Heinrich Harrer-lah orangnya. Heinrich Harrer memimpin tim ekspedisi untuk sampai di puncak gunung Jayawijaya pada tahun 1962. Sebelum itu sebenarnya sudah banyak yang mencoba mendaki gunung tersebut tapi belum ada yang berhasil menaklukkannya. Dengan ketinggian yang emncapai 4.884 meter di atas permukaan laut, tentunya rintangan yang dihadapi lebih sulit. Medan terjal, udara dingin serta menipisnya oksigen di atas akan menghadang para pendaki. Orang Indonesia yang pertama kali bisa sampai di sana adalah Letnan Kolonel Azwar Hamid bersama tim ekspedisi dari Direktorat Topografi Angkatan Darat Republik Indonesia. Letkol Azwar Hamid bisa mencapai puncak gunung Jayawijaya pada tahun 1964.

Daya tarik dari Gunung Jayawijaya sudah tentu adanya salju di puncak gunung. Dengan dasar pegunungan berwarna hitam, salju putih itu seperti halnya sebuah kain yang menutupinya. Ketika matahari bersinar terang, lapisan salju akan memantulkan cahaya sehingga terlihat menyilaukan. Lapisan saljunya cukup tebal dan disebutkan menjadi cadangan salju di luar benua Antartika sebanyak 5 persen. Sayangnya karena pemanasan global yang membuat musim tak menentu serta panas matahari yang semakin kuat membuat lapisan es semakin menipis. Dikabarkan bahwa penipisan lapisan es terus berlangsung setiap tahunnya. Bukan suatu hal yang mustahil jika suatu saat lapisan es di atas gunung Jayawijaya akan hilang. Maka tak ada salahnya bagi penyuka mendaki gunung untuk mendaki ke sana.

Sebelum mendaki ke puncak Jayawijaya tentunya ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Kondisi fisik yang prima sudah pasti menjadi modal utama. Perbekalan serta peralatan yang memadai juga tak boleh dilupakan. Untuk membiasakan tubuh dengan hawa dingin di sana, bisa dilakukan latihan mendaki gunung yang lebih rendah tapi memiliki suhu udara yang lumayan dingin. Menaklukkan salju abadi Jayawijaya tentunya menjadi mimpi para pendaki.

Satu pemikiran pada “Salju Abadi Jayawijaya Gunung Bersalju di Tanah Tropis

Tinggalkan komentar